ATURAN KEENAM

6."Disana" tidak lebih baik daripada "disini"

Banyak orang percaya mereka akan lebih bahagia saat mereka sudah mencapai suatu tujuan tertentu yang sudah mereka tetapkan bagi diri mereka sendiri.Bagi sementara orang tujuannya adalah mengumpulkan jutaan rupiah, bagi orang lain adalah menghilangkan lima kilogram berat badan yang menjengkelkan, dan bagi orang lain lagi adalah menemukan pasangan jiwa. Bisa juga memperoleh pekerjaan yang lebih baik, mengemudikan mobil yang bagus atau meniti karir impian.

Apapun tujuan "disana" kita, kita mungkin yakin bahwa begitu kita mencapainya akhirnya kita akan mencapai kebahagiaan yang selama ini kita impi-impikan. Akhirnya kita akan merasa terpenuhi, bahagia, murah hati, penuh kasih sayang dan merasa puas.

Namun, lebih sering terjadi bahwa begitu sampai "disana"..Kita merasa tidak puas, dan mengalihkan visi kita tentang "disana" ke suatu titik lain lagi dimasa depan.Dengan selalu mengejar "disana" kita tidak pernah benar benar menghargai apa yang sudah kita miliki "disini". Ingatlah situasi dimana anda mengatakan ," saya akan bahagia kalau..." lalu tanyakan kepada diri sendiri, "apakah benar saya lebih bahagia andai saya sampai "disana...?"
Mungkin untuk sejenak saja, tetapi hasrat yang sama muncul lagi, dan anda harus berangkat memulai suatu pencarian baru lagi.

Dengan terus menerus melibatkan diri dalam siklus hasrat, kita tidak pernah benar-benar
membiarkan diri kita dengan kesadaran penuh berada disaat sekarang ini.
Anda akhirnya seperti menjalani hidup pada suatu titik jauh dimasa depan.
Kita hanya punya satu saat - saat sekarangini, disini. Bila kita melompati "disini" karena ketergesaan ingin sampai "disana", maka kita mengingkari seluruh jangkauan perasaan dan sensasi yang hanya bisa anda alami disaat sekarang.

Ini adalah tantangan hidup sekarang.
Sejak zaman dulu guru-guru spiritual sudah bersusah payah mencari jawaban atas pertanyaan bagaimana kita bisa hidup pada momen sekarang - suatu tantangan yang sulit didunia modern
dimana kita terus menerus digoda oleh visi-visi tentang kegemilangan,kecantikan, kesuksesan, kemasyhuran atau harta yang lebih besar dan diserbu oleh citra-citra yang mustahil dicapai tentang bagaimana seharusnya kita berupaya menjadikan diri kita.

Barangkali rahasianya terletak dalam "berdansa" diatas garis halus antara hidup disini dan sekarang ini,sementara menyimpan dalam hati cita cita dan impian kita untuk masa depan.
Dengan menguasai pelajaran mensyukuri, kelimpahan, dan kedamaian, kita bisa lebih mendekati pemenuhan tantangan hidup disaat sekarang.

"Bila anda berhenti membandingkan apa yang ada sekarang ini ditempat ini dengan harapan anda maka anda bisa mulai menikmati apa yang sudah ada sekarang." (Cheri Huber)
Bookmark and Share